CATATAN BACKPACKER: PENGALAMAN MENGINAP DI 32 HOMESTAY, HOMESTAY MURAH NYAMAN DI JOGJA

Ini adalah kali pertama saya menginap di homestay atau hostel murah untuk backpacker. Biasanya saya menginap di hotel. Namun karena pada perjalanan ke Jogja kali ini saya harus menghemat budget dan hanya sendirian, maka saya memutuskan untuk mencoba penginapan murah a la backpacker. Karena budget menjadi pertimbangan pertama dan utama, akhirnya saya memutuskan menginap di 32 Homestay, yang letaknya di daerah Wirosaban, tidak begitu jauh dari Terminal Giwangan (saya ke Jogja naik bus).

Saya memesan melalui aplikasi booking.com. Kamar yang saya pesan adalah kamar untuk satu orang dengan kipas angin dan kamar mandi bersama (single room with fan, shared bathroom).   Harganya Rp. 50.000/malam, sudah termasuk sarapan. Disamping itu, saya mendapat fasilitas pembatalan gratis dan bayar belakangan (bayar di tempat) dari booking.com. Murah bukan? Eits, itu belum semuanya. Masih ada kejutan lainnya. Selain harga murahnya, pertimbangan lain saya memilih 32 Homestay adalah jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Terminal Giwangan (bisa dicapai dengan naik TransJogja plus jalan kaki sedikit). Saya juga sengaja memilih penginapan yang model single room, bukan yang dormitory. Bayangan saya akan kurang nyaman jika di kamar dormitory yang tanpa kelambu, berkumpul dengan orang asing, pasti ewuh pakewuh (halah, bilang aja malu kalau ketahuan tidurnya ngowoh dan ngiler. Hahahaha…).

32 homestay

toko 32

Saya sampai di 32 Homestay tanggal 4 Oktober 2017 sore, sekitar pukul tiga sore. 32 Homestay ini ternyata terletak di lantai 2 dari Toko 32, sedangkan Toko 32 merupakan minimarket/swalayan yang menjual berbagai kebutuhan. Jelas sangat membantu, kalau butuh apa-apa tinggal turun beli di toko di lantai satu. Saya disambut oleh Mas Ikhsan, pengelola 32 Homestay. Setelah sedikit ngobrol, baru ketahuan kalau Mas Ikhsan kakek-neneknya berasal dari daerah yang sama dengan tempat tinggal saya. Rumah kakek-neneknya kurang lebih sekitar satu kilo dari tempat tinggal saya, dan masih banyak budhe serta saudaranya Mas Ikhsan yang tinggal di daerah situ. Mungkin juga ini keberuntungan saya karena berasal dari satu daerah, Mas Ikhsan memberi tahu bahwa kamar yang saya pesan masih ditempati bule(bulenya nggak jadi checkout sesuai jadwal), dan sebagai permintaan maaf saya diberikan kamar untuk satu orang dengan kamar mandi dalam yang di aplikasi rate harganya dua kali lipat kamar yang saya pesan. Jadi saya mendapat kamar seharga 100 ribu/malam dengan separuh harga. How lucky I am!

Suasana di 32 Homestay ini tenang, cocok untuk orang yang tidak terlalu suka keramaian. Tidak ada lobi, di bagian depan hanya ada ruang duduk, ruang tv, dan sofa plus meja yang berfungsi sebagai ruang tamu sekaligus tempat penyambutan kedatangan kita. Meskipun sederhana, kamar dan ruangannya sangat bersih, kata Mas Ikhsan 32 Homestay masih baru, baru sekitar 2 bulan. Di ruang tamu kita diminta untuk melepaskan alas kaki, sudah disediakan rak sepatu dan dijamin aman. Saya pun diantar ke kamar saya, kamar nomor 3. Saya menyerahkan SIM A saya (kita juga diminta meninggalkan salah satu ID Card kita sebagai jaminan selama menginap) pada Mas Ikhsan. Kunci pun diberikan kepada saya, juga sebuah handuk bersih dan selimut, kemudian Mas Ikhsan mempersilakan saya beristirahat dulu.

Kamar yang saya tempati berukuran sekitar 6 meter persegi. Terdapat satu buah ranjang single, meja, kursi, cermin, dan stand fan. Kamar saya mempunyai satu jendela kaca, namun yang kacanya nempel langsung ke kerangka jendela, jadi tidak bisa dibuka. Kamarnya bersih dan rapi. Di meja, sudah ada free welcome drink and snacks. Saya lihat di kamar mandi (kamar mandinya meskipun kecil tapi bersih, dengan satu shower, WC duduk, rak, cermin, dan gantungan baju) sudah disediakan sebuah sabun batangan (baru) dan 2 sachet sampo.

kamar nomor 3

kamar mandi, bersih.

meja kecil, dengan kursi. tak lupa cermin buat dandan.

free welcome snack amd drink. yeay!

32 Homestay menyediakan fasilitas yang lengkap bagi backpacker. Ada dapur beserta peralatan tempurnya, ruang makan, musholla, ruang TV, ruang duduk, dan layanan laundry express sehari selesai (dengan tarif Rp.10.000/Kg). Di dapur disediakan air panas, air dingin, dan air es, semuanya gratis selama 24 jam. Jadi kita nggak perlu beli air mineral dan bisa bawa bekal air mineral kalau jalan-jalan. Disediakan pula teh, kopi, dan gula yang juga gratis. Mau masak mie? Rebus telur? Bisa. Selain itu jika malas jalan kaki dan hendak bepergian dekat-dekat homestay, disediakan sepeda yang bisa dipinjam free. Setiap hari menu sarapan yang disediakan pun berganti-ganti, menunya masakan jawa, rasanya cukup enak dan porsinya pas. Saat sarapan, kita juga mendapat kue/kudapan. Mulyo pokokmen wis…

dapur beserta perlengkapan tempurnya

ruang nonton TV

musholla

Di sekitar 32 Homestay juga terdapat ATM, juga beberapa warung makanan yang bisa dijangkau dengan jalan kaki ataupun naik sepeda. Shelter TransJogja terdekat berada sekitar 15 menit jalan kaki, lumayan agak jauh. Kekurangan lainnya yaitu tidak ada layanan pembersihan kamar (lha iyalah namanya juga hostel buat backpacker!), dan tidak ada tempat sampah di masing-masing kamar. Jadi kalau mau buang sampah harus ke dapur atau ke ruang depan yang ada tempat sampahnya. Selain itu di kamar juga tidak ada lemari kecil untuk menaruh pakaian. Coba ada lemari/rak kecil untuk menaruh pakaian, it would be perfect.

menu sarapan hari pertama: nasi goreng

menu sarapannya ganti tiap hari jadi nggak bosen

menu sarapan buat penghuni lain

Jadi apakah saya akan nginep di 32 Homestay lagi jika ada kesempatan backpackeran ke Jogja lagi? Dengan pertimbangan perbandingan antara harga, kualitas, dan pelayanan, saya sih iyes..nggak tahu kalau Mas Anang.